Akhir-akhir ini dunia pendidikan di tanah air dihebohkan dengan munculnya wacana penghapusan Ujian Nasional (UN) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia, Bapak Muhadjir Effendy. Keputusan ini dibilang mengejutkan, sebab wacana ini muncul terkesan dadakan di masyarakat. Meskpipun sebenarnya wacana ini sudah ada sejak lama.
Adanya wacana ini menimbulkan pro-kontra dimasyarakat, ada yang setuju namun ada yang tidak menyetujui hal ini. Ada banyak alasan mengapa diantara mereka ada yang setuju, namun ada banyak alasan pula mengapa diantara mereka ada juga yang tidak setuju terkait hal ini.
Sebagai seorang pelajar, jujur saya berada diantara keduanya. Mengapa ? Saya mempunyai alasan mengapa saya setuju dengan penghapusan Ujian Nasional bagi pelajar. Namun di sisi lain saya juga mempunyai alasan lain mengapa saya tidak menyetujuinya. Terkesan membingungkan memang, namun itulah hasil dari analisis yang saya lakukan dan itulah apa yang saya rasakan sekarang.
Baca : Upacara Bendera, 20 Menit Yang Serasa 20 Jam Oleh Sebagian Pelajar
Kali ini saya akan memaparkan alasan-alasan mengapa saya menyetujui adanya penghapusan Ujian Nasional. Berikut uraiannya.
1. UN Tidak Relevan Untuk Menjadi Penentu Kelulusan Seorang Pelajar
Alasan pertama mengapa saya seuju dengan penghapusan Ujian Nasional adalah karena Ujian Nasional tidak relevan untuk dijadikan sebagai penentu kelulusan seorang pelajar. Seperti yang kita ketahui bahwa Ujian Nasional selama ini dijadikan sebagai penentu kelulusan seorang pelajar. Jika kita ingin lulus dari sekolah maka kita dituntut untuk meraih nilai yang besar saat pelaksanaan Ujian Nasional.
Namun tahukah bahwa nilai yang kita raih saat Ujian Nasional tidak relevan untuk dijadikan sebagai penentu kelulusan ? Mengapa demikian ?
Apapun bisa dilakukan oleh seorang pelajar agar mendapatkan nilai yang memuaskan, terutama saat mengikuti Ujian Nasional. Jika cara yang dilakukan adalah cara yang positif seperti belajar dengan baik mungkin itu sah-sah saja. Tetapi jika yang dilakukan adalah cara yang bisa dibilang negatif seperti membeli kunci jawaban atau bahkan mencontek mungkin lain lagi ceritanya.
Hal lain yang membuat UN tidak relevan untuk dijadikan sebagai penentu kelulusan adalah misalnya ketika ada seorang pelajar yang ketika kegiatan pembelajaran sekolah di hari-hari biasa bisa dibilang dia anak yang cerdas, rajin dan juga aktif. Menjelang Ujian Nasional tiba-tiba dia dihadapi sebuah masalah yang menyangkut psikis atau fisiknya. Dan otomatis ketika hari pelaksannan Ujian Nasional dia akan sulit fokus dalam mengisi soal karena memikirkan masalah yang dia hadapi atau bahkan karena merasakan fisiknya yang kurang fit. Sudah ditebak hasil yang dicapai pun tidak akan maksimal. Atau kemungkinan terburuknya adalah akan mendapatkan nilai yang tidak memenuhi kriteria untuk kelulusan.
Baca : Student True Story : Dihukum Oleh Guru
Dan dilain keadaaan misalnya ada seorang pelajar yang dalam kesehariannya kurang begitu aktif, malas dan sebagainya tapi ketika menjelang ujian misalkan dia membeli kunci jawaban atau bahkan saat pelaksanaannya dia mencontek dan akhirnya dia mendapat nilai yang besar atau bahkan dia lulus tanpa hambatan. Secara tidak langsung ia sudah mengalahkan temannya yang mempunyai sikap maupun kecerdasan yang lebih tinggi dari dirinya yang mendapat nilai kecil atau bahkan tidak lulus hanya karena hal-hal tertentu seperti contoh diatas.
Apakah bisa dikatakan bahwa hasil yang diraih kedua pelajar sebagai contoh diatas ketika Ujian Nasional sebagai hasil yang relevan? Tidak! Mengapa?
Adanya Ujian Nasional biasanya tidak menilai kemampuan siswa untuk jangka panjang selama kegiatan pembelajaran sehari-hari sebelum Ujian Nasional. Padahal yang harus dikedepankan dalam menentukan kelulusan seorang pelajar adalah bagaimana prestasinya selama kegiatan pembelajaran di sekolah sehari-hari, bukan hanya sekedar untuk 3 hari ketika pelaksanaan Ujian Nasional.
Banyak pelajar yang selama kegiatan pembelajaran sehari-hari mempunyai prestasi yang baik namun kalah oleh pelajar yang dalam kesehariannya berbanding terbalik dengan pelajar tersebut karena hal-hal tertentu. Jika yang menyebabkannya karena hal positif seperti karena pelajar yang lain lebih giat belajar atau sebagainya. Tetapi jika yang menyebabkannya karena hal-hal negatif seperti tindakan yang curang tentu lain lagi ceritanya.
Baca : Student True Story : Frustasi Karena Mendapatkan Nilai Kecil
Selain itu, dengan pelaksanaannya yang hanya memakan waktu 3 hari justru menentukan nasib seorang pelajar yang sudah belajar dan berjuang keras menuntut ilmu selama 3 tahun. Apakah perjuangan mereka yang belajar dengan giat, tak kenal malam dan siang selama 3 akun akan menjadi sia-sia karena mendapatkan hasil yang kurang maksimal ketika UN yang hanya selama 3 hari? Apakah kita bisa menarik kesimpulan bahwa Dia bodoh dan tidak lulus UN hanya karena mendapat nilai yang kurang memuaskan ketika UN, padahal pada kesehariaannya selama 3 tahun dia anak yang rajin dan aktif? Apakah itu relevan?
Baca :
Hal lain yang membuat Ujian Nasional tidak relevan untuk dijadikan sebagai penentu kelulusan adalah karena adanya perbedaan taraf pendidikan, baik dari aspek keguruan maupun sarana dan prasarana di tiap daerah. Hal inilah yang akhirnya akan menimbulkan kesenjangan dibidang pendidikan. Dengan begitu maka adanya Ujian Nasional yang dalam pelaksanaanya serentak sdi seluruh daerah, dengan soal yang sama, namun dengan taraf pendidikan yang berbeda membuat UN tidak lagi relevan sebagai penentu sebuah kelulusan. Oleh karena itu adanya Ujian Nasional tidak relevan untuk dijadikan sebagai penentu kelulusan.
2. UN Itu Terkesan Horor Dan Juga Membuat Pelajar Merasa Terbebani
Menjelang Ujian Nasional umunya para pelajar akan menaikkan porsi belajarnya. Hal ini memang bisa dikatakan sikap dan tindakan yang baik. Namun di sisi lain hal ini menjadi pedang bermata dua bagi para pelajar. Sebab, dorongan yang membuat mereka lebih giat dalam belajar adalah bukan karena ingin meningkatkan kualitas diri tapi karena ingin LULUS.
Disaat itulah mereka terbebani sebab ibaratnya saat itulah masa depan mereka ditentukan. Mereka mempunyai beban tersendiri karena hasil dari UN nantinya akan menjadi sangat krusial. Sehingga dikalangan para pelajar adanya Ujian Nasional yang membuat kesan horor tersendiri. sebab saat itulah mereka dihadapkan kepada 2 kemungkinan, yaitu lulus atau tidak lulus.
Baca : Student True Story : Mengantuk Saat Jam Pelajaran di Kelas
Inilah yang akhirnya membuat mereka berpacu untuk terus belajar. Dengan porsi belajar yang justru hanya ditujukan agar mereka lulus justru akan mebuat mereka terbebani. Dan ketika mereka merasa terbebani maka otomatis fisik atau psikisnya pun akan kurang fit. Apalagi jika pelajar merasakannya ketika hari penyelenggaraan UN, tentu ini juga akan mempengaruhi hasil/nilai ujian pelajar tersebut.
3. UN Selama Ini Justru Menjadi Ajang Pemburuk Citra Dunia Pendidikan di Indonesia
Kalian pasti sudah tidak asing lagi untuk menemukan kasus penjualan kunci jawaban soal UN bukan? Kasus ini tentu marak ketika menjelang pelaksanaan UN di negara ini. Meski sebenarnya entah kunci jawaban soal itu benar atau tidak, tapi yang jelas itu tidak penting karena dengan adanya kasus seperti itu saja sudah memperburuk citra dunia pendidikan di Indonesia.
Selain itu tentu kita sudah terbiasa menemukan adanya pelajar yang mencontek atau bahkan bekerja sama dan saling bertukar jawaban ketika pelaksanaan UN. Meski seperti yang kita ketahui bahwa disetiap ruang ujian terdapat guru pengawas atau bahkan kamera pengawas, tetap saja ada oknum pelajar yang nakal untuk melakukan hal yang bisa dibilang negatif ini. Bahkan, hal ini seakan sudah menjadi sebuah tradisi ketika pelaksanaan UN. Dan secara tidak langsung hal ini juga menjadi perusak dunia pendidikan di tanah air.
Padahal dengan adanya Ujian Nasional seharusnya kita jadikan sebagai ajang untuk meningkatkan mutu pendidikan di negara kita.
Baca : Isi Hati Para Pengurus OSIS
Itulah tadi alasan-alasan yang saya miliki sehingga saya menyetujui akan adanya penghapusan Ujian Nasional bagi pelajar. Alasan-alasan diatas mungkin juga dimiliki oleh orang-orang yang juga menyetujui akan adanya penghapusan Ujian Nasional bagi pelajar. Dan perlu diingat bahwa saya berpendapat seperti itu bukan berarti karena saya adalah seorang pelajar. Ini murni dari hasil analisa saya dan saya rasa ada juga orang-orang yang menyetujui adanya penghapusan UN bagi pelajar dengan alasan yang sama seperti di atas.
Mungkin alasan-alasan diatas merupakan alasan-alasan yang bersifat fundamental, namun saya kira alasan-alasan diatas bisa dijadikan cerminan bagi pemerintah yang masih menggodok mengenai kebijakan penghapusan UN bagi pelajar. Karena tentu sebelum melakukan pemberlakuan suatu kebijakan, pemerintah harus mempertimbangkan baik dan buruk dari kebijakan tersebut.
Dan seperti yang saya sampaikan sebelumnya bahwa sebetulnya saya berada pada dua pilihan, yaitu setuju dan tidak setuju. Disamping saya mempunyai alasan mengapa saya setuju untuk memberlakukan kebijakan ini, saya juga mempunyai alasan mengapa saya tidak menyetujuinya. Jadi, dalam hal ini saya tidak sepenuhnya menyetujui akan pemberlakuan kebijakan penghapusan UN bagi pelajar.
Setelah mengetahui alasan-alasan mengapa saya setuju akan adanya penghapusan UN bagi pelajar, tentu kalian penasaran akan alasan-alasan yang saya punya untuk tidak menyetujui akan adanya kebijakan tersebut bukan ? Kalian akan mengetahuinya pada artikel yang akan saya sampaikan nanti. Tunggu ya!
Semoga bermanfaat. Terima kasih. Sampai jumpa.
Mantab
ReplyDeletepanjang bener.. kwaoawkoawd.. visit lah blog uing.. http://dotafun56.blogspot.co.id/
ReplyDeletesetuju banget dehh sama agan. goodd, moga cepet ilang ya haha
ReplyDeleteaku sih ngikut aja...hhehe
ReplyDeletemantap gan uraiannya.,.
ReplyDeleteAne sdh lulus jadi mau di hapus atau gk mah gk peduli :v
ReplyDeleteMau diapus juga bomat,intinya ujungnya juga pada cari duit.
ReplyDeleteseharusnya dari dulu waktu gw smp aja sih
ReplyDeleteArtikelnya sangat bagus (y) penulisannya juga rapi, apalagi tampilan blognya sangat nyaman di pengunjung (y) =D
ReplyDelete5 Template Blog Keren Gratis Simple Dan Sederhana
Kalo ane udah lulus jadi kurang begitu perduli tapi Kayanya bayak yang setuju kalo UN dihapus
ReplyDeleteKalau UN dihapus, bisa diganti dengan penentu lain kelulusan, tapi nggak yang sama jumlah harinya alias yah selama belajar di sekolah itu. Jadi lebih mantap menilai kelulusannya
ReplyDeletebetul itu gan kayanya UN jadi suatu moment yang menegangkan banget dan mengerikan tidak sedikit siswa stress menghadapi UN ini
ReplyDeleteKalo ane sendiri sih setuju kalo un di hapus, karena menurut ane itu bikin setres -_-
ReplyDeleteklo ane sih stuju bangeet klo UN dihapus soalnya mmang bner bgt kta ente klo UN itu mmang srasa horror banget dan bkin stress mkanya lbih bsik dihapus aja apalagi ane ini dah klas 11 stahun lg klas 12 jd moga cpet2 dihapus deh
ReplyDeletebagi saya tidak terlalu penting lagi gan karena sudah lulus :D
ReplyDeletebener banget biar hasil un atau tes univ itu murni otak sendiri :)
ReplyDeleteSaya sebagai pelajar setuju, karna kta merasa terbebani dengan adanya UN. Nice Post kang bro :)
ReplyDeleteSetuju gan ,makasih info nya :)
ReplyDeleteSetuju gw gan
ReplyDelete