Thursday, May 11, 2017

Aturan Tidak Membatasi, Melainkan Mengarahkan

NRUtama, aturan, batasan aturan
Ilustrasi
Berbicara mengenai sebuah aturan, tidak banyak yang menyadari bahwa saat ini memang esensi dari sebuah aturan sering disalah pahami. Artinya, saat ini sebuah aturan seperti tidak berada pada substansi dari sebuah aturan itu sendiri. Pada penerapan yang ada, kita mungkin memang kerap menjumpai sebuah aturan yang melarang sesuatu atau mungkin juga memerintahkan sesuatu. Apapun bentuknya, perlu kita pahami bahwa jangan sampai sebuah aturan dibuat dengan maksud membatasi, bukan mengarahkan. Begitu pula dengan kita yang tidak boleh memahami sebuah aturan sebagai sebuah pembatasan, melainkan pengarah. Inilah miskonsepsi yang saya maksud.

Ada dua hal yang menjadi permasalahan mengenai hal ini. Pertama, mengenai bentuk aturan itu sendiri yang tidak boleh membatasi. Dan yang kedua terkait bagaimana kita memahami konsep dari sebuah aturan. Untuk masalah yang pertama, sekilas memang konsepnya sederhana, namun sebetulnya tidak sesederhana yang dikira. Antara membatasi dan mengarahkan adalah dua hal yang berbeda. Ada beberapa hal yang memang membedakan antara aturan dengan konsep membatasi dan konsep mengarahkan. Tidak ada yang khusus, akan tetapi secara umum bisa kita lihat dari tujuan adanya aturan tersebut.

Aturan yang memang dibuat dengan menggunakan konsep mengarahkan memiliki tujuan, arah dan visi yang jelas, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Berbeda dengan aturan yang memiliki konsep membatasi, aturan yang menggunakan konsep ini cenderung merupakan aturan temporer atau aturan yang memang memiliki tujuan dalam jangka waktu tertentu saja.

Baca juga : Aturan Itu PERINTAH, Bukan LARANGAN

Aturan yang memang dibuat dengan menggunakan konsep mengarahkan memiliki tujuan, arah dan visi yang jelas, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Berbeda dengan aturan yang memiliki konsep membatasi, aturan yang menggunakan konsep ini cenderung merupakan aturan temporer atau aturan yang memang memiliki tujuan dalam jangka waktu tertentu saja.
Hal tersebut dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari saat ini. Contoh pertama mengenai aturan tentang larangan membuang sampah sembarangan. Aturan seperti ini merupakan salah satu contoh aturan memiliki konsep mengarahkan. Aturan ini mengarahkan agar setiap orang tidak membuang sampah di sembarang tempat atau di tempat yang tidak semestinya.

Aturan ini memang dibentuk dari akar sebuah permasalahan, salah satunya banjir. Adanya aturan ini merupakan salah satu upaya agar dapat meminimalisir resiko terjadinya banjir. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa bencana banjir merupakan salah satu permasalahan yang paling umum yang dialami sebagian orang. Dan adanya upaya ini merupakan salah satu bentuk pencegahan yang paling dasar, baik untuk jangka pendek atau juga jangka panjang.

Berbeda dengan aturan mengenai larangan menggunakan koneksi internet misalnya. Mungkin aturan ini memang akan sangat sulit kita temui, namun nyatanya aturan ini memang diterapkan di beberapa wilayah. Tidak bisa dipungkiri bahwa larangan menggunakan fasilitas koneksi internet ini diterapkan dibeberapa wilayah karena alasan tertentu, seperti misalnya terkait konten, keamanan privasi dan sebagainya.

Akan tetapi, alasan-alasan tersebut menurut saya justru memberikan kesan bahwa adanya aturan tersebut seakan-akan dibuat dengan tidak memiliki arah dan visi yang jelas. Mengapa ? Jika yang dihindari adalah kerugian, justru pada kenyataannya akan ada lebih banyak keuntungan yang bisa dirasakan dengan adanya fasilitas koneksi internet ini. Dan dapat kita simpulkan bahwa adanya aturan ini merupakan bentuk manifestasi konsep pembatasan. Dimana orang-orang diberi "pagar" untuk bisa merasakan banyak manfaat lain dari adanya fasilitas koneksi internet yang ada.

Baca juga : 4 Alasan Utama Mengapa Seseorang Melanggar Aturan

Meski tidak bisa dipungkiri bahwa adanya fasilitas internet memiliki sisi negatif, perlu kita ketahui juga bahwa akan ada lebih banyak manfaat yang dapat dirasakan jika aturannya tidak lagi membatasi, melainkan mengarahkan. Dengan demikian, aturan yang mesti dibuat adalah untuk mengarahkan agar kerugian yang dikhawatirkan tidak benar-benar muncul.

Jika yang dikhawatirkan adalah konten pornografi misalnya, aturan yang dibuat adalah larangan untuk seseorang membuat dan menyebarkan konten pornografi. Disamping itu, pemberlakuan sanksi yang tegas berkaitan dengan aturan tersebut juga akan meningkatkan keefektiftasan aturan yang ada. Dengan demikian, konten negatif yang dikhawatirkan dapat diminimalisir atau bahkan dihalau.

Dibandingkan larangan penggunaan fasilitas koneksi internet, regulasi yang mengarahkan seperti yang sudah disampaikan diatas dirasa akan lebih efektif. Orang-orang akan tetap bisa merasakan manfaat dan keuntungan dari adanya fasilitas koneksi internet dan juga dapat terhindar dari adanya konten-konten negatif.

Bisa dilihat dengan jelas bahwa konsep aturan yang membatasi dan mengarahkan merupakan dua hal yang berbeda. Dan dari perbedaan yang ada pula kita bisa menilai mana yang lebih baik dibanding yang lain. Ketika kita bisa membedakan mana yang lebih baik dan mana yang tidak, sudah semestinya kita semua, khususnya para pembuat aturan untuk bijak dalam memilih konsep mana yang akan digunakan dalam suatu aturan.

Selain bentuk dari aturan itu sendiri, seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya bahwa masalah lain yang saya angkat adalah terkait bagamana kita memahami suatu aturan yang ada, apakah membatasi atau mengarahkan. Karena, meskipun suatu aturan memiliki konsep yang mengarahkan, akan tidak optimal dalam penerapannya jika orang-orang yang dalam target dari aturan tersebut tidak bisa memahami konsep dari aturan itu sendiri.

Baca juga : Aturan Tidak Membatasi, Melainkan Mengarahkan

Saya contohkan, jika ada aturan yang melarang untuk membuang sampah sembarangan, esensinya adalah bahwa kita diarahkan untuk tidak membuang sampah sembarangan, kemudian membuang sampah pada tempat yang sudah semestinya. Jangan sampai kita memiliki pemahaman bahwa adanya aturan tersebut bermaksud untuk membatasi kita membuang sampah sembarangan, ke mana saja tempat yang kita inginkan.

Kesalahan kita dalam memahami sesuatu merupakan awal dari kesalahan kita dalam melakukan sesuatu. Jika kita memahami suatu aturan yang mengarahkan justru sebagai yang membatasi, timbullah beban dalam benak kita dalam menjalani aturan tersebut. Beban dalam benak inilah yang menjadi sebuah masalah. Beban yang terdapat dalam benak diri seseorang inilah yang membuat penerapan aturannya pun akan menjadi tidak optimal.

Dari apa yang sudah saya sampaikan diatas terlihat bahwa sebenarnya yang mesti kita utamakan adalah terkait keefektifitasan dari sebuah aturan dan kepentingan serta keuntungan adanya pemberlakuan aturan tersebut bagi orang-orang yang menjadi target pembelakuan aturan itu sendiri. Namun demikian, dari analisa diatas pula bisa terlihat bahwa konsep sebenarnya dari sebuah aturan adalah mengarahkan, bukanlah membatasi. Dengan demikian, aturan yang mesti dibuat pun memang sebaiknya lebih kepada mengarahkan, bukan membatasi. Tentunya mengarahkan kepada sesuatu yang baik dan berguna bagi sasaran aturan itu sendiri.

Terima kasih. Semoga bermanfaat.

1 comment:

  1. TRADING ONLINE TERPERCAYA
    Platform Trading FOREX berbasis di Indonesia.
    Kami menawarkan produk-produk Cryptocurrency & Forex.

    ✅ Akun Demo Gratis
    ✅ minimum Deposit 50.000
    ✅ Bonus Deposit 10%
    ✅ Customer support 24jam /7 hari
    ✅ Browser Gadget / komputer
    ✅ Proses Deposit & withdrawal cepat
    ✅ Pembayaran profit up to 80%
    ✅ Bonus Referral 1%

    Www.hashtagoption.com

    Trading lebih mudah & Rasakan pengalaman Trading dengan profit mudah . Bergabunglah Sekarang di HASHTAG OPTION

    ReplyDelete