Friday, November 18, 2016

Student True Story : Mencontek


Sebagai seorang pelajar nilai bagaikan sebuah berlian. Banyak hal yang kita lakukan sebagai seorang pelajar agar bisa mendapatkan nilai yang memuaskan. Hampir setiap saat kita belajar di sekolah, meski pada hakikatnya kita dianjurkan untuk belajar kapan saja dan dimana saja. Selain itu, untuk mendapatkan nilai yang memuaskan terkadang kita akan belajar lebih giat disaat menjelang ulangan maupun ujian. Hal ini wajar karena memang penentu untuk kenaikan kelas maupun kelulusan indokatornya adalah nilai.

Upaya-upaya yang telah diuraikan di aas memang sebuah upaya yang positif dan bisa dikatakan wajar. Sebab, usaha yang keras akan mendapatkan imbalan yang setimpal. Oleh karena itu, sebesar apapun keinginan kita, harus disertai dengan usaha yang keras dan merupakan hasil dari keringat sendiri.

Baca juga : Isi Hati Para Pengurus OSIS

Namun, terkadang tidak sedikit dari kalangan pelajar yang mempunyai keinginan besar untuk mendapatkan nilai yang besar, tetapi tidak ingin memperjuangkan mimpinya itu. Bahkan, ada juga yang melakukan cara yang instan atau cara yang terkesan curang, salah satunya mencontek.

Lantas, sebenarnya siapa yang salah dalam hal ini ? Bagaimana agar 'tradisi' ini bisa musnah ?

Mencontek seakan sudah menjadi tradisi bagi sebagian pelajar untuk mendapatkan nilai yang besar, namun tidak ingin berpikir dan berusaha yang keras. Bagi yang belum mengenal apa yang dinamakan mencontek, mencontek bisa dikatakan sebagai sebuah tindakan pencurian sebuah jawaban dalam soal secara sembunyi-sembunyi oleh seseorang, baik ketika ulangan, ujian atau bahkan saat mengerjakan tugas biasa dari guru.

Baca juga : Tips Agar Kalian Disayang Guru

Faktor utama yang menyebabkan pelajar mencontek tentunya adalah keinginannya untuk mendapat nilai yang besar, namun ia tidak ingin berjuang lebih keras akan keinginannya terwujud. Sehingga bisa dikatakan bahwa seorang pecontek (baca : orang yang mencontek) adalah seorang pecundang, karena dia mempunyai impian yang besar, namun tidak ingin memperjuangkannya.

Dari pemaparan di atas terlihat bahwa agar 'tradisi' ini tidak terulang lagi, maka semua tergantung pada diri kita sendiri. Adakah kemauan kita untuk berubah ? Selain itu, kita harus bisa membentengi diri kita sendiri agar terhindar dari tindakan yang tidak terpuji tersebut. Jika kita mempunyai jiwa yang kuat, dengan dibentengi dengan agama dan pengetahuan, maka kita akan terhindar dari tindakan tersebut.

Baca juga : Manfaat Menjadi Pengurus OSIS

Namun. cukup banyak juga para pecontek yang berdalih bahwa mereka mencontek dikarenakan terdapat peluang yang terbuka untuk mereka mencontek. Saya tegaskan kembali bahwa meskipun peluang terbuka lebar, tapi jika kita bisa mengendalikan diri maka peluang kita untuk melakukan tindakan tersebut akan kecil.

Dari uraian diatas terlihat bahwa apapun tindakan yang kita lakukan, termasuk mencontek, entah terpuji atau tidak, semua tergantung pada diri kita sendiri. Sebab, semua dampak dan resiko dari apa yang kita lakukan akan kita tanggung dan rasakan sendiri, entah saat itu juga maupun nanti dimasa yang akan datang.

Semoga bermanfaat. Terima kasih. Sampai jumpa.

6 comments:

  1. saya frustasinya kalo nilainya kecil, padahal udh belajar dnegan maksimal, sedangkan yg gak beljr malah dapet besar nilainya haha

    ReplyDelete
  2. saya frustasinya kalo nilainya kecil, padahal udh belajar dnegan maksimal, sedangkan yg gak beljr malah dapet besar nilainya haha

    ReplyDelete
  3. udah nyontek, yang dicontek juga ngarang :D

    ReplyDelete
  4. mencotek belum pasti hasil memuaskan :D

    ReplyDelete
  5. yah tergantung pemikirannya aja sih
    pilih nyontek apa ngga

    ReplyDelete
  6. gak nyontek berarti gak ada pengalaman yg akan diceritakan di masa depan

    ReplyDelete