Pada artikel sebelumnya, saya sudah
menyampaikan kendala yang saya alami sebagai blogger ketika diberlakukannya
kebijakan Full Day School di sekolah. Semua itu saya sampaikan beserta dasar
ketidaksetujuan saya juga terhadap pemberlakuan kebijakan ini. Apa alasannya ?
Ada beberapa alasan tertentu. Dan semua itu sudah saya sampaikan pada artikel ini.
Sekali lagi saya sampaikan bahwa kendala utama
yang saya alami adalah mengenai waktu. Dengan waktu luang yang lebih pendek,
otomatis itu juga yang mengurangi tingkat produktivitas saya dalam menghasilkan
artikel untuk dipublikasikan. Meski demikian, saya pun tetap berusaha untuk
membuat artikel dengan waktu yang saya punya setiap minggunya, di sela-sela
berbagai kegiatan sekolah, terutama semenjak diberlakukannya kebijakan Full Day
School.
Bagaimana manajemen waktu yang saya lakukan ?
Tidak begitu rumit sebetulnya. Pada dasarnya,
saya tidak menampik bahwa jika kita berbicara mengenai skala prioritas, maka
yang mesti lebih saya prioritaskan adalah hal-hal yang berkaitan kegiatan
belajar di sekolah. Maka demikian, satu-satunya celah waktu yang saya punya adalah,
ketika memang tidak ada tugas atau hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan
sekolah yang harus saya kerjakan.
Waktu luang yang saya sampaikan di atas bukan
hanya waktu luang ketika di rumah, tapi juga di sekolah. Tidak jarang, ada
suatu masa dimana tidak ada yang mesti saya lakukan ketika di sekolah. Ketika
ada waktu luang yang ada di sekolah, meskipun sedikit, biasanya saya gunakan
untuk mengobservasi lingkungan sekitar, karena tidak menutup kemungkinan saya
menemukan ide yang bisa saya tidak lanjut lewat sebuah artikel. Jika memang ide
sudah saya temukan sebelumnya, maka waktu luang yang ada di sekolah biasa saya
gunakan untuk sekedar membuat beberapa kalimat.
Jika berbicara tentang di rumah, saya biasanya
mempunyai beberapa jam waktu luang yang mesti diketahui bahwa itu pun mesti
saya atur lagi untuk pengalokasiannya. Ada 5 hari dalam satu minggu saya
menjalankan aktivitas di sekolah. Biasanya, saya pulang ke rumah di kisaran jam
4.30 - 5.00 P.M. Dalam 5 hari yang cukup melelahkan itu, saya pun biasanya
lebih cepat mengambil waktu tidur. Dalam jam 8.30 - 9.00 PM pun biasanya saya
sudah berbaring di kasur.
Maka dengan demikian, saya mempunyai waktu
sekitar 4 jam di luar jam sekolah. 4 jam itu tidak serta merta bisa digunakan
untuk menulis artikel. Terkadang saya menerima tugas yang mesti segera
dikerjakan. Tak hanya itu, tidak bisa dipungkiri bahwa saya pun mesti memiliki
waktu bersantai, dimana saya mesti merehatkan pikiran saya untuk tidak bekerja
dengan keras untuk memikirkan apapun. Katakan 1 jam dalam sehari, maka ada 5
jam dalam 5 hari ketika ada kegiatan sekolah.
5 jam jika disatukan dalam satu waktu, tanpa
disatukan, tidak menutup kemungkinan saya bisa menghasilkan lebih dari 3
artikel. Namun, ketika dipisahkan, terkadang otak saya tidak mampu berpikir
lagi seperti beberapa hari sebelumnya. Oleh karenanya, 3 artikel seperti
menjadi jumlah maksimum dari artikel yang bisa saya buat dalam 5 hari tersebut.
Diluar 5 hari tersebut, ada 2 hari yang memang
tidak ada kegiatan sekolah sama sekali. Akan tetapi, lagi-lagi itu tidak bisa
serta merta saya gunakan untuk mengurus blog dan menghasilkan artikel. Tak
jarang, ada juga tugas yang mesti dikerjakan pada waktu itu dan seolah-olah
mengurangi waktu libur saya. Mungkin seperti protes, karena memang hal inilah
yang juga menjadi satu alasan saya menolak adanya kebijakan ini. Bisa dilihat
pada artikel ini.
Diluar itu, jika berbicara mengenai kuantitas
waktu, mungkin memang bisa digunakan untuk memproduksi banyak artikel. Namun,
ada banyak faktor lain yang bisa membuat pernyataan tersebut salah. Ada
beberapa kegiatan yang juga mesti saya alokasikan waktu. Selain itu, kembali
pada esensi hari libur, saya pun tidak menampik membutuhkan waktu yang cukup
untuk bersantai dan beristirahat dari berbagai rutinitas, apalagi dengan waktu
yang tidak rasional. Lebih jelasnya, bisa dilihat di artikel ini.
Maka dengan demikian, biasanya saya hanya bisa
memproduksi di kisaran 2 - 4 artikel saja. Para blogger pelajar lain mungkin
memiliki metode lain jika menyikapi keadaan dimana adanya kebijakan Full Day
School. Tulisan ini, ya bisa dibilang seperti curhat, namun juga tips. Akan
tetapi, kembali saya tegaskan bahwa kita pun tetap harus bisa mengutamakan
prioritas kita sebagai pelajar. Artinya, jangan sampai karena ngeblog, kita
malah apatis dengan kegiatan sekolah.
Terima kasih. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment