Wednesday, January 31, 2018

Ketika Saya Tidak Mau Diatur Oleh Guru

Sebagai seorang pelajar yang tak berilmu, kemudian datang ke sekolah untuk mencari ilmu dan pengetahuan, seorang guru memang memiliki peran yang luar biasa dan tak ternilai. Mereka yang membuat saya akhirnya mengetahui apa yang sebelumnya saya ketahui, dan membuat saya mengerti apa yang sebelumnya tidak saya pahami.

Namun demikian, seseorang yang dikenal banyak orang sebagai seorang pahlawan, tentunya tak lepas dari kesalahan dan kekurangan yang menjadi penunjuk bahwa mereka juga tidak terlepas dan kodratnya sebagai manusia. Meskipun mereka guru, ilmu yang mereka miliki juga merupakan yang mereka dapatkan dari guru-guru mereka. Kebanyakan dari mereka memang tidak mendapatkan teori-nya sendiri, yang merupakan hasil dari penelitiannya.

pelajar, nrutama

Karena mereka pun sangat bisa melakukan, menjelaskan dan mengatakan kekeliruan atas apa yang mereka ajarkan, lantas bagaimana sikap seorang murid?

Hal yang mesti kita lakukan jika menemukan kekeliruan dari guru kita, dan kita memang mengetahui sesuatu yang lebih benar, maka mencoba meluruskannya merupakan tindakan yang harus kita lakukan. Namun, dari apa yang selama ini saya temukan sendiri, hal diatas memang tidak bisa serta-merta berjalan sedemikian mudahnya. Ada polemik yang terkadang muncul dari kedua pihak, guru dan muridnya.

Dari si murid, terkadang timbul rasa takut dan kekhawatiran untuk mengatakan sesuatu yang sebetulnya benar kepada gurunya, alasannya karena takut memiliki kesan 'mengajari' gurunya sendiri. Dari si guru, terkadang merekalah yang memiliki sikap untuk tidak ingin diajari dan menjaga reputasi, apalagi jika diluruskan oleh salah seorang muridnya sendiri di depan murid-muridnya.

Tak hanya itu saja, terkadang timbul sesuatu yang lebih rumit lagi, manakala ketika seorang murid merasa benar, kemudian meluruskan gurunya, ditambah gurunya yang merasa lebih benar dan tidak ingin diajari muridnya. Keduanya kemudian berdebat di kelas, di depan orang lain.

Lantas, sebetulnya, bagaimana kita mestinya menyikapi kondisi-kondisi seperti ini?

Seperti yang sudah saya sampaikan di awal, bahwasanya seorang guru pun tidak kan lepas dari yang namanya kekeliruan. Saya sebagai seorang pelajar, sangat berharap semua guru menyadari hal ini. Seorang guru pun tidak semestinya merasa mereka yang lebih tahu semua hal dibanding muridnya, hanya karena gara-gara title 'guru' yang dimilikinya.

Dan sebagai seorang murid, jika kita memang mengetahui kekeliruan dari penjelasan guru, maka semestinya kita meluruskannya, daripada kekeliruan itu terus tumbuh pada diri murid lain yang memang sebelumnya tidak mengetahuinya. Dan jika pun menjumpai perdebatan, berdasarkan pengalaman saya, itu bukanlah sesuatu yang salah.

Ego masing-masing lah yang membuat perdebatan panjang, terus-menerus berlangsung. Dan jika pada akhirnya memang perdebatan tidak menemukan titik cerah, maka jalan diskusi merupakan hal yang sudah semestinya di ambil. Saya memiliki masukan, jika memang kedua pihak tidak ingin menimbulkan kesan yang negatif terkait hubungan guru dan muridnya, maka pertemuan 2 pihak secara tertutup lebih baik diambil.

Inti dari semua ini, berdasarkan sudut pandang yang saya ambil sebagai seorang pelajar, saya ingin menyampaikan bahwa TIDAK SELAMANYA Guru Benar! Namun, sebagai seorang pelajar, kita tidak boleh mengambil sikap yang menurukan citra dari guru, apalagi mengubah pandangan banyak orang. Dan untuk para guru, saya pun ingin menyampaikan bahwa semua guru harus menyadari ini dan lebih terbuka terhadap murid-muridnya terkait setiap masukan yang diberikan.

Terima kasih. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment