Tuesday, April 18, 2017

4 Tipe Guru Dilihat Dari Porsi Pembelajarannya

 

Kali ini, kita akan membahas hal mengenai proses pembelajaran di sekolah. Dan yang akan kita bahas kali ini mengenai guru. Mungkin, diantara kita semua sudah tidak asing dengan pembahasan mengenai jasa-jasa dair guru. Akan tetapi, jarang yang mengetahui seluk beluk proses mengajar yang dilakukan oleh guru.

Mengenai proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah, tentu masing-masing guru memiliki metode maupun karakteristik yang berbeda dalam mengajar. Dan karena perbedaan ini pula, tak jarang kita menemukan tipe-tipe guru yang berbeda-beda di sekolah. Ada banyak hal yang bisa membuat kita mengklasifikasikan setiap guru. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, kita bisa membedakan tipe guru dari bagaimana cara dia mengajar, bagaimana sikap dia terhadap murid-muridnya dan masih banyak lagi hal lain.

Namun, mungkin diantara para pembaca yang masih belum mengetahui bahwa ternyata para guru juga bisa kita klasifikasikan dari porsi pembelajarannya. Apa saja itu ? Berikut uraiannya.

1.  Banyak Menjelaskan, Banyak Juga Tugas Yang Ia Berikan

Tipe guru yang pertama bisa kita klasifikasikan sebagai guru yang rajin. Akan tetapi, selain guru yang rajin, para guru tersebut juga terkadang dicap sebagai guru yang kejam bagi sebagian pelajar. Mengapa demikian ?

Seperti yang tertera diatas bahwa guru pada tipe ini memang sangat rajin dalam menyampaikan suatu materi pelajaran. Bahkan, dari apa yang pernah saya ketahui sendiri, guru tersebut akan terus mengulang penyampaian materi pelajaran bahkan juga yang sebelumnya telah disampaikan berkali-kali.

Selain karena penyampaian materi pembelajaran, guru yang masik dalam tipe ini juga memiliki porsi tugas yang banyak juga. Maksudnya, selain terus menerus memberikan materi pembelajaran kepada muridnya, ia juga banyak memberi tugas kepada muridnya.

Tentu jika kita melihat hal ini, maka guru tersebut pada dasarnya sangat tekun dalam mengajar. Kita mesti yakin bahwa guru tersebut juga memiliki visi yang baik untuk murid-muridnya dengan porsi pembelajaran yang mereka berlakukan. Akan tetapi mengapa ada sebagian murid yang memiliki anggapan bahwa guru tersebut merupakan guru yang kejam ?

Pada dasarnya, mereka yang beranggapan seperti itu bisa dibilang orang yang malas. Mereka seakan ogah­-ogahan mengikuti pembelajaran dengan porsi yang tinggi, apalagi jika ditambah dengan porsi tugas yang begitu banyak. Itulah yang membuat mereka malas. Alasan utamanya mungkin karena lelah pikiran.

Apapun alasannya, sebetulnya baik guru maupun murid itu sendiri memiliki rasa saling mengerti agar rasa malas itu tidak ada. Guru mesti bisa memahami muridnya dengan mengatur porsi pembelajaran yang respondif, begitu juga dengan murid yang mesti menjalani setiap proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh.

2. Banyak Menjelaskan, Minim Tugas

Tipe yang kedua merupakan guru yang banyak menyampaikan materi pembelajaran, tetapi sangat "pelit" dalam memberikan tugas. Guru yang memiliki tipe seperti ini memiliki dua citra yang berbeda di mata muridnya. Pertama, ada murid yang mengganggap tipe guru seperti ini merupakan tipe yang mereka inginkan. Dimana, mereka merasa meski porsi menjelaskannya masih tinggi, setidaknya otak mereka mempunyai sedikit kesempatan untuk beristirahat karena porsi tugas yang sedikit.

Meski demikian, tidak bisa dipungkiri juga bahwa ada sebagian pelajar lain yang tidak terlalu menyukai metode seperti ini. Dimana, menurut mereka meskipun porsi pembelajaran cukup banyak, mereka merasa tetap membutuhkan ajang untuk mengasah apa yang sudah mereka dapatkan dari penjelasan guru. Tentunya yang dimaksud "ajang" disini adalah tugas.

Untuk menyatukan dua pandangan memang cukup sulit. Tapi, setiap permasalahan tentu memiliki cara penyelesaiannya. Saya merasa, untuk menyelasakikan "konflik" ini, kembali dibutuhkan kepekaan dari guru dan murid itu sendiri, agar proses pembelajaran bisa berlangsing baik dan kedua belah pihak murid bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tentunya, mesit tetap memperhatikan bahwa ilmu bagi murid itu sendiri yang mesti diprioritaskan.

3. Minim Menjelaskan, Tapi Banyak Tugas

Berbanding terbalik dengan tipe yang dijelaskan pada nomor dua, tipe yang ketiga justru memiliki porsi pembelajaran yang sedikit, akan tetapi justru memberikan tugas yang banyak. Saya rasa, tipe guru ini "dibenci" oleh seluruh pelajar, tak pandang dia yang malas atau rajin. Tapi, ini masih bersifat mungkin.

Mengapa saya berpendapat demikian ? Tidak bisa dipungkiri bahwa memang hal yang paling utama dari kedua hal yang saya bahas ini (menjelaskan dan tugas) memang yang paling utama adalah pembelajaran atau penyampaian dari materi. Meski tidak bisa dibantahkan juga bahwa adanya tugas merupakan ajang yang baik dalam menguji apakah materi yang dijelaskan tersampaikan dengan baik.

Pelajar malas akan membenci guru seperti ini karena memberikan yang banyak, yang tentunya membuat mereka bertambah malas, apalagi jika mereka benar-benar tidak mendapatkan materi pembelajaran dan penjelasan yang. Karena, semalas-malasnya mereka, saya yakin mereka juga memiliki impian yang baik di masa depan nanti.

Tidak hanya pelajar yang malas, pelajar yang rajin pun akan tidak menyukai guru yang memiliki tipe seperti ini. Para pelajar yang rajin, yang dikenal memiliki semangat yang tinggi akan ilmu dan materi pembelajaran, tentu akan kecewa jika mendapati guru yang "pelit" dalam menyampaikan materi. Apalagi, jika rasio antara materi yang disampaikan dengan tugas tidak seimbang. Ini benar-benar menambah kekecewaan mereka.

Jika seorang guru memiliki porsi yang tugas yang lebih banyak dari menjelaskan suatu materi, saya rasa ini merupakan hal yang menjengkelkan. Apa yang akan dites jika bahan untuk dites pun tidak tersampaikan dengan maksimal ? Inilah yang membuat saya merasa bahwa semua pelajar tidak menyukai guru dengan tipe seperti ini. Semoga para pembaca tidak menjumpai guru seperti ini. Dan semoga, tidak ada guru yang seperti ini. Sebab, saya rasa hal seperti ini baik untuk kepentingan pelajar itu sendiri

4.  Minim Menjelaskan, Minim Tugas

Akhirnya kita masuk pada pembahasan tipe guru yang terakhir. Tipe guru yang terakhir ini memang bisa dibilang kontroversial. Karena, saya rasa dengan adanya guru yang memiliki tipikal seperti inilah yang membuat terjadi "peperangan" antara pelajar yang rajin dan malas. Mengapa ?

Bagi pelajar rajin, mereka tentunya sangat tidak menyukai tipe guru seperti ini. Tidak usah ditanya lagi apa alasannya, karena tentunya seperti yang kita ketahui bahwa mereka begitu tergila-gila dengan ilmu dan materi pembelajaran, rasa tergila-gila mereka tentunya akan sirna dan timbul rasa kecewa jika guru yang mereka milik justru seakan pelit untuk menyampaikan ilmu dan materi pembelajaran.

Lain dengan pelajar yang malas, saya yakin mereka yang malas akan begitu mendambakan guru yang memiliki tipe seperti ini. Tidak bsa dipungkiri bahwa pada dasarnya mereka akan begitu senang jika materi yang disampaikan guru dan tugas yang diberikan memiliki porsi yang sedikit. Inilah yang saya maksud sebagai "peperangan". Ketika dua kelompok pelajar memiliki pandangan yang berbeda. Padahal, dalam proses pembelajaran, dua kelompok ini juga tidak aneh ditemui dalam satu tempat dan satu waktu yang sama.

Jika menemukan hal yang seperti ini, saya rasa semuanya bergantung kepada guru itu sendiri. Pelajar yang rajin maupun malas mesti sama-sama diperhatikan, karena ini kaitannya dengan masa depan si pelajar itu sendiri. Tidak ada yang dimanjakan dan tidak ada yang diabaikan. Semuanya sama. Selain itu, guru yang memiliki karakteristik dan tipe seperti ini juga mesti mengevaluasi dan memperbaiki letak kesalahannya. Agar tidak terjadi lagi "perang" yang saya maksud.

Dari apa yang sudah saya sampaikan, saya kembali tegaskan bahwa kunci utamanya ada pada kedua belah pihak, yakni guru dan murid. Guru harus bisa memahami dirinya sendiri dan memahami keinginan muridnya dengan tetap menggunakan pegangan rasa keadilan. Begitu juga dengan murid, termasuk saya, tidak ada salahnya jika kita menyampaikan unek-unek yang kita miliki terhadap guru. Ini demi kualitas pembelajaran kita dan demi masa depan kita.

Terima kasih. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment