Wednesday, December 14, 2016

Inilah Yang Membuat Diam Tak Lagi Emas


Semua orang, khususnya seorang pelajar tentu sudah tidak asing lagi dengan kalimat 'Silent is Gold' atau 'Diam adalah Emas'. Sebagai seorang pelajar, biasanya kita menemukan tulisan ini dalam bentuk poster yang ditempel di dalam kelas maupun mading. Entah siapa yang mencetuskan kalimat ini, entah kapan juga kalimat ini 'mengudara', dan entah kalimat ini juga muncul di negara lain atau tidak, sebab di Indonesia kalimat ini begitu populer. Semua itu tidak akan dibahas disini. Yang akan dibahas disini adalah mengenai makna dari kalimat ini serta relevan atau tidaknya kalimat ini dengan kehidupan kita.

Jika kita menilik lebih dalam maka makna dari kalimat ini mengacu kepada bahwa lebih baik diam daripada kita melakukan tingkah polah yang tidak ada manfaatnya. Diam itu akan menjadi emas jika maksud kita untuk diam adalah untuk menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat atau bahkan negatif. Jika kita mengacu terhadap makna dan pemahaman di atas, kalimati ini memang benar adanya. Ibaratnya kita lebih baik berdiam diri di rumah daripada bermain di luar rumah, melakukan pergaulan bebas dan sebagainya.

Namun, perlu diingat bahwa kalimat ini juga mempunyai sisi makna yang kurang tepat dan bahkan bisa menyebabkan salah persepsi, khususnya bagi yang awam dan tidak memahaminya dengan baik. Diam tidak lagi emas ketika kita berdiam diri tanpa arah dan tujuan hidup yang jelas, kita berdiam diri untuk tidak melakukan usaha dalam mewujudkan impian dan masih banyak lagi hal yang menunjukan bahwa diam itu tidak lagi menjadi emas.

Hal ini yang bisa dibilang berbahaya, apalagi untuk pelajar dan orang-orang yang memiliki pemahaman yang dangkal. Mereka justru akan beranggapan lain bahwa mereka cukup berdiam diri saja. Mereka yang seperti itu dan mempunyai sebuah impian, ketika mereka melihat tulisan atau kalimat ini justru mereka tidak akan pernah meraih apa yang diimpikannya. Sebab, mereka hanya melihat impiannya dari jauh namun hanya berdiam diri tanpa ada usaha untuk menggapainya. Ini yang patut kita hindari bersama-sama.

Apalagi seperti yang kita ketahui bersama bahwa tulisan atau kalimat ini banyak dijumpai di kawasan yang memang cukup krusial jika dibaca oleh orang yang ada dikawasan tersebut, terutama di sekolah. Yang ditakutkan adalah ketika para pelajar yang belum memiliki pemahaman yang luas membaca kalimat ini. Mereka cenderung menjadi pribadi yang mempunyai prinsip 'gimana nanti' bukan 'nanti gimana'. Apalagi jika mereka mempunyai sebuah impian, justru mereka hanya akan menggantungkan impiannya itu terhadap takdir tanpa usaha. Mereka akan menjadi pribadi yang lemah dan bisa ditaklukkan oleh dunia.

Oleh karena ittu, semua pihak khususnya yang terlibat dalam penempatan tulisan atau kalimat itu harus bisa bersama-sama mencegah penyalahan persepsi terhadap makna dari kalimat tersebut. Minimal dengan memberika sedikit pemahaman mengenai kalimat tersebut, baik secara lisan maupun tulisan. Sehingga semua orang yang membacanya tidak akan salah persepi. Sebab, tidak bisa dipungkiri juga bahwa kalimat yang hanya tersiri dari tiga kata tersebut memiliki makna yang mendalam dan juga memiliki perna tersendiri dalam mengubah cara pandang manusia.

Semoga bermanfaat. Terima kasih. Sampai jumpa.

4 comments:

  1. setuju apa yang agan katakan Diam tidak lagi emas ketika kita berdiam diri tanpa arah dan tujuan hidup yang jelas.

    ReplyDelete
  2. Setuju, nanti orang awam Salah persepsi dan menjadi alasan untuk bermalas malasan.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete