Monday, May 15, 2017

4 Alasan Utama Mengapa Seseorang Melanggar Sebuah Aturan

NRUtama, aturan, pelanggar aturan, hukum
Ilustrasi
Dalam kehidupan di dunia ini dan dalam aspek apapun, sudah menjadi hal yang lumrah jika kita menemui sebuah aturan. Tidak bisa dipungkiri, meski fungsi aturan tidak menutup kemungkinan juga terkait keburukan, saya rasa sebagai manusia yang ingin menjadi orang yang baik, dibuatnya sebuah aturan memang memilki peranan yang vital dalam keberlangsungan hidup manusia.

Ada beragam penjelasan mengenai fungsi sebuah aturan, entah dalam konteks yang positif atau juga negatif, namun yang jelas pada hakikatnya fungsi aturan adalah untuk ditepati dan dilaksanakan. Inilah esensi dari sebuah aturan. Namun, sudah menjadi hal yang tidak asing juga bahwa dalam kenyataannya kita juga sudah terbiasa menemui adanya pelanggaran terhadap aturan yang ada.

Tidak bisa dipungkiri bahwa ada banyak alasan mengapa mereka melanggar aturan. Namun, secara garis besar. kuncinya ada pada dua hal, yaitu individu yang ada dalam ruang lingkup sebuah aturan dan juga aturan itu sendiri. Dan berikut merupaka 4 Alasan Utama Mengapa Seseorang Melanggar Sebuah Aturan.

1.  Lupa


Sudah menjadi rahasia umum jika lupa merupakan salah satu kelemahan yang dimiliki manusia. Tidak bisa dibantahkan bahwa lupa bisa menjadi salah satu penghambat dalam berbagai kegiatan atau pekerjaan manusia, tak terkecuali dalam hal seputar aturan. Lupa yang kerap dialami manusia merupakan salah satu hal yang paling sering menjadi penyebab adanya sebuah pelanggaran terhadap aturan.

Tidak sedikit orang yang melanggar sebuah aturan karena memang dia mengaku lupa bahwa ada aturan tersebut. Kita tidak bisa dan memang tidak boleh menyalahkan kelupaan tersebut. Kuncinya ada pada diri kita sendiri. Lupa memang tidak bisa dihindari, namun menjadi hal terpenting adalah bagaimana cara kita menyikapi kelupaan tersebut. Dalam artian, kita mesti berusaha agar hal tersebut tidak terjadi.

Mengenai lupa dalam hal aturan memang tidak begitu diperhatikan. Pada kenyataannya, banyak yang melanggar aturan dikarenakan lupa tetap dikenakan sanksi. Jika pun memang ada sebuah kebijakan yang meringankan mereka yang lupa, lagi-lagi kuncinya ada pada kita yang memang berada dalam ruang lingkup aturan tersebut. Pertama, kita jujur dan yang kedua adalah mencegah agar hal tersebut tidak terulang kembali. Meski belum tentu diringanka, tidak ada salahnya jika kita berbenah diri sendiri.

2.  Tidak Mengetahui


Yang kedua dan juga cukup banyak dijadikan alasan seseorang untuk melanggar sebuah aturan, yaitu tidak mengetahui adanya aturan tersebut. Tidak bisa dipungkiri memang bahwa alasan tersebut kerap dilontarkan pada pelanggar aturan. Meski demikian, kita pun tidak boleh langsung menyalahkan mereka. Sebab, hal tersebut memang tidak menutup kemungkinan kerap terjadi.

Pada umumnya, mereka yang benar-benar tidak mengetahui adanya aturan tersebut karena baru memasuki ruang lingkup kelompok individu atau semacamnya yang memang menjadi area diberlakukannya sebuah aturan. Ini jika mereka benar-benar tidak mengetahui.

Namun, pada kenyataannya tidak sedikit pula mereka yang berpura-pura tidak tahu dalam rangka melindungi diri dari konsekuensi atas pelanggaran yang mereka lakukan. Untuk menghindari hal seperti ini, bisa dilakukan upaya pengidentifikasian diri, seperti mulai dari indentifikasi seberapa lama dia berada dalam suatu kelompok individu dimana aturan itu diberlakukan.

Terlepas dari apapun upayanya, kembali harus saya tekankan bahwa semua kembali kepada setiap individu. Setiap individu mesti memiliki rasa tanggung jawab atas aturan yang berada pada ruang lingkupnya. Selain itu, kembali kunci utamanya adalah kejujuran. Ini yang penting. Bagaimana kedepannya tidak perlu dipikirkan, yang mesti jadi prioritas adalah kejujuran. Ini pun dapat membantu dalam proses penegakan suatu aturan atau hukum.

3.  Tidak Peduli Akan Adanya Aturan


Alasan yang ketiga memang identik dengan mereka yang biasa dikenal dengan orang yang nakal, jahat dan lain sebagainya. Entah apa istilah penyebutannya, namun mereka lah yang betul-betul ditindak tegas atas pelanggaran yang mereka buat. Mengapa ? Mereka melakukan suatu pelanggaran dalam keadaan mereka sadar dan mengetahui akan aturan yang mereka langgar.

Yang bisa dikatakan nakal, jahat dan lain sebagainya tidak hanya sebatas atas pelanggaran yang mereka lakukan. Tapi latar belakang mengapa mereka melakukan hal tersebut. Mereka seolah-olah tidak peduli dan tidak memiliki tanggung jawab atas aturan yang mereka ketahui dan sadari. Peraturan yang seharusnya mereka taati, justru mereka langgar dengan berlandaskan ketdakpedulian.

Apa yang mereka lakukan menggambarkan bahwa mereka memang sedari awal tidak menerima adanya aturan tersebut. Yang mengkhawatirkan adalah bahwa apa yang mereka lakukan juga bisa menularkan virus tertentu terhadap individu lain yang memang berada pada ruang lingkup aturan tersebut. Pada dasarnya, sebuah pelanggaran menggambarkan kelemahan sebuah aturan. Ini yang mesti dikhawatirkan.

Ini ada kaitannya dengan alasan yang terakhir, jika memang sebuah aturan tidak sesuai dengan apa yang kita kehendaki, lebih baik keluar dari perkumpulan individu dimana aturan tersebut berlaku. Tapi jika masalahnya ada pada aturan tersebut, dan kita merasa bahwa aturan tersebut berdampat buruk dan kompleks, ada baiknya kita berusaha berontak agar aturan itu tidak diberlakukan. Ini salah satu upaya yang menggambarkan hal asasi setiap manusia.

4.  Aturan


Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, alasan yang terakhir ini memang berkaitan tentang hubungan antaran aturan dengan individu yang berada dalam ruang lingkup aturan itu sendiri. Tidak sedikit dari mereka yang melanggar sebuah aturan karena memang tidak memiliki keselarasan dengan konsep aturan tersebut. Ketidakselarasan ini bisa mengacu kepada berbagai hal, seperti kebiasaan, kepercayaan, keyakinan dan lain sebagainya.

Kunci pada persoalan ini bisa dari individu tersebut atau juga aturan yang berlaku. Jika apa yang menjadi kebiasaan kita, keyakinan kita, kepercayaan atau apapun mengenai diri kita adalah sesuatu yang buruk dan kita menyadari bahwa justru aturan tersebutlah yang memiliki konsep yang bak, tentu yang mesti dibenahi ada pada diri individu tersebut.

Tapi jika sebaliknya, anda yang benar dan konsep aturan tersebut yang salah, maka kuncinya ada pada anda dan aturan itu. Anda bisa memiliki untuk keluar dari ruang lingkup aturan tersebut atau mungkin berusaha agar aturan itu bisa diubah. Usaha tersebut memang merupakan hak kita sebagai manusia dalam hal menyampaikan pendapat, tapi tentu ada hal-hal yang mesti diperhatikan. Yang paling utama adalah jika memang aturan tersebut berdampak tidak baik bagi banyak orang, bukan hanya diri kita sendiri. Tapi jika kita berada pada kubu minoritas, tentu kita yang harus mengalah.

Pada dasarnya seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya bahwa esensi dari adanya aturan adalah untuk ditaati. Apa dan bagaimana pun konsepnya, esensinya tetap sama. Namun, saya juga memiliki pendapat bahwa mentaati atau tidak bukanlah sebuah kewajiban, namun lebih kepada hak. Semua kembali pada kita sendiri. Yang perlu diingat bahwa setiap tindakan yang kita lakukan tentunya memiliki konsekuensi. Setiap pelanggaran yang kita lakukan, ada sanksi yang senantiasa menanti.

Terima kasih. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment