Berbicara mengenai tugas, secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua macam. Ada tugas yang berbentuk tertulis dan juga praktek. Pada pembahasan kita kali ini, kita akan membahas mengenai tugas yang berupa tertulis. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa tugas yang berbentuk tertulis pun memiliki pengkategorian lain. Saat disekolah, ada dua macam kategori soal dalam bentuk tertulis. Kita mengenalnya sebagai soal esai dan juga soal pilihan.
Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan kedua jenis soal dalam kategori tertulis tersebut. Bahkan mungkin kita yang sedang atau pernah menimba ilmu di sekolah pernah disuguhkan kedua jenis soal tersebut. Secara sederhana, soal pilihan merupakan jenis soal dalam bentuk tertulis, dimana dalam struktur soal tersebut telah diberi teka-teki berupa beberapa pilihan yang dimana satu diantaranya merupakan jawaban yang benar. Tugas kita adalah mencari tahu apa jawaban yang benar dan kemudian memilih satu diantara beberapa pilihan jawaban yang ada.
Untuk penjelasan sederhana dari soal jenis esai sendiri tidak jauh berbeda dengan soal pilihan. Yang membedakannya hanya dari struktur soal tersebut. Soal esai hanya terdiri dari pertanyaan dan tanpa diberi petunjuk berupa pilihan jawaban seperti pada soal pilihan. Kita diminta untuk menjawab dari apa yang memang kita ketahui sendiri. Tidak ada petunjuk, selain dari kerja otak dan memori yang kita miliki.
Kedua soal tersebut memang biasa disandingkan dalam satu sesi penugasan. Tapi tidak jarang pula secara khusus para guru memberikan satu diantaran dua jenis soal tersebut kepada muridnya. Yang perlu diketahui adalah bahwa selain memiliki perbedaan struktur dan konsep bagaimana kita menjawabnya, secara otomatis hal tersebut membuat mereka juga memiliki beberapa perbedaan terkait bagaimana fungsi dan kegunaan dari kedua jenis soal tersebut. Dan perbedaan inilah yang secara mengejutkan menimbulkan pro dan kontra terkait jenis soal mana yang lebih baik diantara keduanya ?
Untuk menjawabnya kita perlu mengerti bahwa meski memiliki perbadaan konsep, tidak bisa dipungkiri bahwa keduanya memang memiliki tujuan pengisian yang sama. Esensinya adalah kita harus menjawab yang benar. Namun memang ada beberapa perbedaan konsep tersendiri.
Untuk soal pilihan, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa dalam jenis soal ini kita diberi semacam petunjuk terkait jawaban yang tepat dari pilihan yang disediakan. Sederhananya, kita sudah memiliki gambaran bahwa diantara pilihan tersebut terdapat jawaban yang benar. Meskipun sebenarnya kita juga memerlukan kemampuan berpikir kita, setidaknya kita memiliki gambaran jawaban yang memudahkan. Inilah yang membuat sebagian kalangan berpendapat bahwa soal pilihan tidak lebih baik dibandingka soal esain.
Alasan yang paling umum adalah secara sederhana, soal pilihan relatif lebih mudah dibandingkan soal soal esai. Pegangan mereka adalah karena kemudahan yang sudah saya sampaikan sebelumnya, yaitu mengenai petunjuk pilihan yang disuguhkan. Mereka berpendapat bahwa dalam mengisi soal seperti itu bisa dilakukan bahkan hanya dengan menebak.
Atas pendapat ini, saya juga memiliki pandangan yang hampir sama. Yang menjadi poinnya bukan hanya tentang permainan menebak yang bisa dilakukan atau tentang asal-asalan. Sebab, dalam mengisi soal esai pun bisa melakukan hal yang sama. Tapi, berbeda dengan soal esai, dalam menebak jawaban pada soal pilihan memiliki ruang lingkup yang lebih sempit, yakni pilihan yang memang disediakan. Sehingga, tidak menutup kemungkinan jawaban yang dipilih secara acak pun merupakan jawaban yang benar. Ini yang membuat tingkat kesulitan soal pilihan bisa dibilang relatif lebih mudah dibandingkan soal esai.
Perlu diketahui, memang tidak sedikit pula yang berpendapat lain. Ada sebagian kalangan yang justru berpendapat bahwa pilihan yang disediakan dalam soal tidak selamanya memudahkan para pelajar yang mencoba menjawabnya. Mereka berpendapat bahwa kedua jenis soal tersebut sama tingkat kesulitannya.
Mungkin saya orang yang tidak punya pendirian, tapi memang saya pun tidak menampik pendapat tersebut. Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya bahwa dalam menentukan mana yang lebih sulit atau yang lebih mudah, tidak ada patokan yang pasti. Sehingga, saya mengatakan bahwa hal tersebut merupakan hal yang relatif. Saya rasa kuncinya ada pada pelajar itu sendiri.
Mengenai tingkat kesulitan, ada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Pertama, dari segi kemampuan pelajar itu sendiri. Sebab, ada pelajar yang memiliki kemapuan yang baik dalam hal akademis, sehingga justru dia merasa lebih mudah dalam mengerjakan kedua jenis soal tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan juga ada pelajar yang merasa satu diantara keduanya lebih sulit diantara yang lainnya.
Selain kemampuan dari pelajar itu sendiri, hal lain yang mempengaruhinya juga masih berkaitan dari para pelajar. Yakni mengenai niat dan kesungguhan dalam mengerjakan berbagai macam jenis soal. Maksudnya, para pelajar mesti menganggap bahwa apapun soalnya itu sama. Sama dalam hal tanggung jawab dan kesungguhan kita untuk mengisi, sama dalam tingkat kesulitan serta tidak meremehkan satu diantara jenis soal yang lain dan sama dalam hal apapun.
Ketika semua dianggap sama, maka secara tidak langsung kita telah menempatkan kedua jenis soal tersebut pada posisi yang sama. Tapi, jika kita memberatkan satu diantara yang lain, inilah yang justru kita hindari. Kita mesti menganggap soal apapun sama sulitnya. Kita mulai dengan menumbuhkan kesungguhan dan rasa tanggung jawab pada diri kita sendiri terhadap soal yang kita terima. Kita mesti sadar bahwa apapun soalnya, pada dasarnya itu demi kemajuan dan kebaikan kita.
Selain pandangan mengenai mana yang lebih sulit atau mana yang lebih mudah, ada juga perdebatan yang berkaitan tentang manfaat diantara kedua jenis soal tersebut. Ada sebagian kalangan, mungkin termasuk juga para pembaca yang berpendapat bahwa soal esai lebih bemanfaat bagi pelajar. Sebab, butuh kemampuan analisis yang mendalam dibanding soal pilihan. Sehingga, para pelajar pun lebih terlatih untuk memecahkan suatu masalah.
Tidak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut benar adanya. Kebanyakan soal berbentuk esai memang lebih kepada pertanyaan-pertanyaan kritis yang butuh pendalaman dalam analisa, observasi dan juga pemikiran. Sedangkan soal pilihan kebanyakan digunakan untuk soal-soal yang memang sudah pasti jawabannya. Meski dibutuhkan juga kemampuan otak sebelum memilih jawaban, setidaknya jawaban yang diminta sudah ada. Sudah ada patokan, sehingga kita tidak perlu berpikir terlalu jauh. Karena pilhan yang ada secara tidak langsung merupakan batasan yang kita punya.
Berbeda dengan soal esai, apalagi jika yang diminta adalah jawaban yang sesuai dengan pendapat dan pandangan kita sendiri. Pada saat-saat tertentu memang hal seperti ini kita temui dalam soal esai. Dan benar, dalam menjawab kita membutuhkan pemahaman soal yang mendalam dan tentunya kemampuan berpikir yang jauh.
Dalam perdebatan terkait hal ini sebetulnya tidak jauh berbeda dengan perdebatan mengenai tingkat kesulitan diantara keduanya. Semua tergantung kepada bagaimana kita menyikapi jenis soal tersebut. Ingat bahwa jika kita berpikir jika itu baik, hasilnya pun akan baik. Terkait hal ini, saya rasa jika pun benar soal esai lebih dapat melatih kemampuan pelajar, maka sebetulnya ada hal yang jauh lebih bermanfaat, yakni menyandingkan kedua jenis soal tersebut dalam satu sesi.
Dengan menyandingkan keduanya dalam satu sesi, akan ada dua menfaat yang bisa dimaksimalkan. Pertama, tentang pendalaman dan pemahaman soal beserta jawabannya. Dan yang kedua adalah terkait berpikir kritis. Soal pilihan menuntut kita cepat dan tepat dalam menentukan pilihan. Kita memang tetap menggunakan otak kita, tapi salah satu poin pentingnya adalah kemampuan berpikir kritis kita. Sebab, yang banyak ditemui dari soal pilihan adalah jebakan. Kita biasa dikecohkan oleh soal dengan pilihan yang disediakan. Maka, kemampuan berpikir kritis, dalam artian cepat dan tepat kita akan lebih terlatih.
Dari pembahasan diatas, untuk kesekian kalinya saya menekankan kepada bagaimana kita MENYIKAPI bentuk atau jenis soal apapun yang kita terima. Sebab, terkadang manfaat itu tidak akan menghampiri, justru kita lah yang menghampiri manfaat. Kita bisa melihat bahwa kedua jenis soal tersebut memiliki manfaat. Yang hanya membedakan manfaat tersebut adalah dari konsep soal tersebut dan dari perspektif mana kita memandang suatu bentuk soal, apapun itu.
Terima kasih. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment