Friday, May 5, 2017

Satu Hal Yang Mestinya Paling Ditakuti Para Pelajar Dibandingkan Meraih Nilai Yang Kecil

Ilustrasi

 Berbicara mengenai hal-hal yang ditakuti para pelajar, ada banyak hal yang mungkin akan kita temui dari masing-masing pelajar. Setiap pelajar tentunya memiliki hal-hal yang mereka anggap sesuatu yang "menakutkan". Akan tetapi, jika itu berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah, secara umum para pelajar biasanya memiliki ketakutan dan kekhawatiran jika mereka mendapatkan nilai yang kecil dalam mengerjakan soal, entah dalam pembelajaran sehari-hari atau bahkan dalam ajang ujian kenaikan kelas dan kelulusan.

Tidak salah sepenuhnya memang, sebab saat ini nilai dianggap sebagai representasi dari kemampuan atau kecerdasan pelajar. Namun, para pelajar sepertinya tidak mengetahui bahwa hal-hal yang berbau dengan nilai merupakah sesuatu yang seharusnya tidak perlu terlalu ditakuti dan dikhawatirkan. Mengapa ? Jawabannya adalah berkaitan dengan ukuran nilai yang sebetulnya tidak sepenuhnya relevan dengan kemampuan dan kecerdasan pelajar.

Pada pembahasan di artikel-artikel yang sudah saya tulis sebelumnya, sudah saya jelaskan bahwa kecerdasan seseorang tidak akan bisa sepenuhnya digambarkan lewat angka. Oleh karena itu, jika kita memang sudah berjuang keras dalam mengisi soal, kita cukup menunggu hasilnya tanpa perlu mengkhawatirkan bahwa kita akan mendapatkan nilai yang kita harapkan atau tidak. Sebab ternyata ada satu hal yang seharusnya lebih dikhawatirkan pelajar dibanding nilai yang kecil. Apa itu ? Ilmu yang sia-sia.

Sebelum membahasnya, pertama kita harus bertanya pada diri kita sendiri tentang tujuan kita untuk belajar. Dan kita mempunyai tanggung jawab untuk menjawab pertanyaan tersebut. Tidak perlu kita umbarkan jawabannya, cukup diri kita sendiri yang mengetahuinya.

Akan tetapi, saya merasa bahwa kita semua mestinya mempunyai jawaban bahwa kita belajar bukanlah untuk sebuah angka. Ini yang mestinya dijadikan prinsip, artinya janganlah kita belajar dengan tujuan untuk mendapatkan angka yang sebesar-besarnya. Namun, bukan berarti sistem yang ada di sekolah yang menggunakan nilai sesuatu yang mutlak sebuah kesalahan. Meski tidak sepenuhnya relevan, nilai hanya digunakan sebagai bahan perbaikan dan pengayaan, bukan tujuan pembelajaran.

Dalam hidup yang sesungguhnya, kita tidak akan membutuhkan nilai itu. Lantas, kenapa dalam mencari pekerjaan kita mesti menyodorkan ijazah dan kita akan dinilai dari angka yang ada pada ijazah itu ? Lagi-lagi ini merupakan sebuah kekeliruan. Kembali, ini kaitannya dengan relevansi nilai yang diragukan dalam menggambarkan kecerdasan dan kemampuan seseorang. Selain itu, jika memang bekerja merupakan bagian kesuksesan, maka sebenarnya kesuksesan tidaklah diraih dengan nilai, melainkan ilmu.

Pernyataan diatas sebetulnya membuat pembahasan baru. Dimana, nilai bukanlah modal yang sesungguhnya jika memang kita ingin meraih kesuksesan, melainkan ilmu. Namun, saya sudah membahas dalam artikel sebelumnya bahwa akan salah jika tujuan kita belajar adalah untuk menjadi orang yang sukses.

Kita belajar bukan untuk nilai dan jika ingin sukses, maka jangan jadikan pula sukses sebagai sebuah tujuan dari kita belajar. Lantas apa tujuan kita belajar ? Jika anda sudah membaca artikel saya sebelumnya, diketahui bahwa tujuan kita belajar hanya satu, yaitu menjadi orang yang berilmu. Jika anda ingin mengetahui alasannya, saya akan memerintahkan anda membaca artikel yang saya tulis sebelumnya.

Menjadi orang yang berilmu, tujuan yang seharusnya dimiliki setiap orang, bukan hanya sekedar tentang angka. Setelah prinsip itu kita miliki, maka satu hal yang mesti menjadi hal yang paling ditakuti dan dikhawatirkan adalah bahwa ketika kita menjadi orang yang berilmu, artinya memiliki ilmu, jangan sampai ilmu yang kita miliki akan menjadi sia-sia. Bagaimana ukuran sia-sianya ? Tidak berdampak baik bagi diri kita sendiri dan juga orang lain.

Untuk mengukur apakah ilmu yang kita miliki sia-sia atau tidak, tidak perlu menunggu sampai kita lulus sekolah. Saat ini dan detik ini pun kita bisa berkaca, apakah ilmu yang kita punya bisa berpengaruh baik untuk diri kita sendiri dan juga lingkungan ? Selain itu, pengaruh baik ini pula yang bisa mengukur kemampuan dan kecerdasan kita yang sebenarnya, bukan sebuah angka.

Bisa dilihat bahwa betapa pentingnya manfaat dari ilmu yang kita miliki. Seharusnya kita lebih takut jika ilmu yang kita miliki akan berakhir dengan kesia-siaan. Semua orang pada dasarnya memiliki ilmu dan akan dinilai mana yang lebih baik dari manfaat yang diberikan oleh ilmu tersebuti, bukan dari nilai yang berbentuk angka yang diraih di sekolah. Ini yang sebenarnya.

Terima kasih. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment