Pelajar, sudah cukup sering saya menulis artikel dan
membahas seputar pelajar. Yang kita ketahui semua adalah bahwasanya tugas pokok
seorang pelajar adalah belajar. Tepat sekali, itu memang tugas pokok saya,
kita, mereka dan semua yang berstatus sebagai seorang pelajar. Akan tetapi,
dari apa yang saya ketahui, ternyata kebanyakan pelajar masih belum memiliki
pemahaman yang komprehensif mengenai ‘belajar’ itu sendiri.
Jika kita berbicara dalam ruang lingkup di sekolah saja,
yang mana memang menjadi hal yang identik dari belajarnya para pelajar, temuan
klasik yang sering saya temui adalah adanya pelajar yang hanya memiliki
persepsi bahwa belajar itu adalah tentang pelajaran yang ada di kurikulum, yang
nantinya direpresentasikan lewat angka. Padahal, yang mereka butuhkan dalam
kehidupan mereka sebagai manusia di masyarakat nantinya tidak hanya itu saja.
Saya rasa, sudah banyak bertebaran kampanye tentang
pentingnya pendidikan karakter, pendidikan ekstra dan kampanye yang mengatakan
bahwa pintar itu bukan hanya sekedar nilai yang berupa angka, termasuk di blog
ini. Bukan berarti tidak mengindahkan mereka yang mendapat nilai yang besar
dalam kegiatan belajar di sekolah. Tapi, kita tidak bisa memungkiri betapa
pentingnya pendidikan non-akademik dan pendidikan mengenai karakter. Dan memang
seharusnya kampanye-kampanye serupa sudah digelorakan sejak adanya kehidupan.
Dan ini juga yang mesti disampaikan untuk kemudian dimengerti para pelajar.
Inilah problematika yang memang saya soroti. Saya seorang
pelajar, disini saya mencoba memposisikan diri saya sebagai teman anda yang
ingin menasehati anda. Yang pertama harus kembali dimengerti adalah bahwa
belajar tidak harus tentang pelajaran akademik, belajar di kelas. Kebanyakan
pelajar memiliki motivasi untuk fokus belajar akademik, meraih nilai yang
tinggi sampai diterima di sebuah universitas favorit. Baiklah, itu merupakan
sesuatu yang sangat wajar, bahkan bukan hanya pelajar itu sendiri, tapi para
orang tua kebanyakan menekankan hal tersebut kepada anaknya.
Akan tetapi, yang saya soroti bukan hal itu, hal tersebut
akan menjadi sesuatu yang tidak wajar ketika seorang pelajar skeptis terhadap
kegiatan ekstra di sekolahnya, termasuk berorganisasi. Terkadang saya merasa
heran sekaligus bingung ketika ada pelajar yang tidak ingin aktif berorganisasi
dengan dalih agar bisa fokus belajar. Belajar yang mana ? Apakah bagi mereka
aktif di organisasi bukan merupakan pembelajaran ?
Meski sekarang kita lebih menyoroti terkait organisasi,
namun demikian hal yang sama pula bisa ditemukan terkait kegiatan ekstra
lainnya. Pada dasarnya, pelajar demikian bisa disimpulkan sebagai pelajar yang
terlalu terobsesi terhadap nilai dan tidak paham apa arti dari ‘belajar’. Padahal,
dengan semakin berkembangnya zaman, kita sangat membutuhkan aspek-aspek yang
salah satunya bisa kita pelajari dengan berorganisasi.
Mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya bukanlah sesuatu yang
salah. Akan tetapi, nilai bukanlah segala-galanya, khususnya zaman sekarang,
nilai benar-benar tidak bisa menentukan kesuksesan seseorang. Ada banyak faktor
yang kita butuhkan. Pendidikan di luar jam pelajaran kelas sangat penting untuk
melengkapi pencapaian prestasi akademik. Jadi, sangat keliru jika ada pelajar
yang menganggap remeh berorganisasi karena kegilaannya terhadap nilai akademik.
Maka, sekarang, tidak perlu ada lagi rasa ragu dan takut
untuk aktif di organisasi untuk mengiringi kegiatan pembelajaran di sekolah.
Apa yang menjadi kendalanya ? Bagaimana untuk mengatasi kendala tersebut ? Dan
sebenarnya, apa saja manfaat yang bisa kita ambil sebagai seorang pelajar
khususnya dari aktif dalam berorganisasi ? Kita akan bahas dalam tulisan
berikutnya.
Terima kasih. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment